Jumat, 05 September 2014

BTS (Base Transceiver Station)


1 Pengertian BTS
BTS adalah kependekan dari Base Transceiver Station.Terminologi ini termasuk baru dan mulai populer di era booming seluler saat ini. BTS berfungsi menjembatani perangkat komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut Cell. Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller (BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave ataupun serat optik.
Meskipun istilah BTS dapat diterapkan ke salah satu standar komunikasi nirkabel, biasanya dan umumnya terkait dengan teknologi komunikasi mobile seperti GSM dan CDMA. Dalam hal ini, BTS merupakan bagian dari base station subsystem (BSS) perkembangan untuk sistem manajemen. Ini juga mungkin memiliki peralatan untuk mengenkripsi dan mendekripsi komunikasi, spektrum penyaringan alat (band pass filter), dll antena juga dapat dipertimbangkan sebagai komponen dari BTS dalam arti umum sebagai mereka memfasilitasi fungsi BTS. Biasanya BTS akan memiliki transceiver beberapa (TRXs) yang memungkinkan untuk melayani beberapa frekuensi yang berbeda dan berbagai sektor sel (dalam kasus BTS sectorised). Sebuah BTS dikendalikan oleh kontroler orangtua base station melalui fungsi base station kontrol (BCF). BCF ini dilaksanakan sebagai unit diskrit atau bahkan tergabung dalam TRX di BTS kompak. Para BCF menyediakan operasi dan pemeliharaan (O & M) koneksi dengan sistem manajemen jaringan (NMS), dan mengelola kondisi operasi dari TRX masing-masing, serta penanganan perangkat lunak dan koleksi alarm. Struktur dasar dan fungsi dari BTS tetap sama tanpa teknologi nirkabel.
2 Topologi BTS
BTS & handphone sama-sama disebut transceiver (kepanjangan BTS= Base Transceiver Station) karena sifatnya yang sama-sama bisa mengirim informasi & menerima informasi. Pada saat BTS mengirim informasi kepada handphone, saat itu pula handphone juga bisa mengirim informasi kepada BTS secara bersama-sama selayaknya saat kita  mengobrol via telepon kita bisa berbicara bersamaan.Dalam topologinya BTS berfungsi untuk menyediakan jaringan (interface) berupa sinyal radio gelembang elektromagnetik untuk penggunanya dalam hal ini adalah handphone, modem, fax dll. Frekuensinya mengikuti alokasi yang telah diberikan pemerintah kepada operator masing-masing, ada yang di band 450Mhz, 800Mhz, 900Mhz, 1800 Mhz maupun frekuensi diatas itu.Komunikasi dari arah BTS ke pengguna disebut downlink, sedangkan jalur frekuensi yang digunakan mengirim informasi dari pengguna ke BTS disebut uplink




Ada penyebab dimana frekuensi downlink dibuat lebih tinggi daripada frekuensi uplink, hal ini berhubungan dengan masalah daya yang harus disediakan oleh perangkat pengguna dalam hal ini adalah battery handphone. Dalam ilmu sains semakin tinggi frekuensi maka gangguan (noise) akan semakin besar, sehingga diperlukan daya yang lebih besar agar kualitasnya lebih terjamin. Kalau frekuensi uplink menggunakan frekuensi yang tinggi maka konsekuensinya battery handphone bisa lebih boros dan cepat habis. Makin jauh jarak pengguna handphone ke BTS juga berpengaruh terhadap kebutuhan daya  Hubungan jarak adalah berbanding terbalik dengan kualitas sinyal, makin dekat jarak makin bagus pula kualitasnya. Sebaliknya makin jauh jarak makin berkurang kualitasnya. Efeknya apa? kalau kualitas sinyal handphone yang diterima oleh BTS menurun maka BTS akan memerintahkan handphone untuk menaikkan daya pancarnya, tentu saja pemakaian battery akan cepat habis.

3 Komponen BTS

1)      Tower
Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan untuk menempatkan antenna dan radio pemancar maupun penerima gelombang telekomunikasi dan informasi. Tower BTS (Base Transceiver System) sebagai sarana komunikasi dan informatika, berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang ditanggung penduduk di bawahnya. Tower BTS komunikasi dan informatika memiliki derajat keamanan tinggi terhadap manusia dan mahluk hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang sangat kecil sehingga sangat aman bagi masyarakat di bawah maupun disekitarnya.


Tipe Tower jenis ini pada umumnya 3 macam,
1) Tower dengan 4 kaki, atau tower pipa besar (diameter pipa 30 cm keatas)
Tower dengan 4 kaki sangat jarang dijumpai roboh, karena memiliki kekuatan tiang pancang serta sudah dipertimbangkan konstruksinya. Tipe ini mahal biayanya (650 juta hingga 1 milyar rupiah), namun kuat dan mampu menampung banyak antenna dan radio. Tipe tower ini banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan bisnis komunikasi dan informatika yang bonafid. (Indosat, Telkom, Xl, dll).
2) Tower segitiga yang dikokohkan dengan tali pancang.
Tower Segitiga disarankan untuk memakai besi dengan diameter 2 cm ke atas. Beberapa kejadian robohnya tower jenis ini karena memakai besi dengan diameter di bawah 2 cm. Ketinggian maksimal tower jenis ini yang direkomendasi adalah 60 meter. Ketinggian rata-rata adalah 40 meter. Tower jenis ini disusun atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 meter namun ada yang 5 meter. Makin pendek stage maka makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi, karena setiap stage membutuhkan tali pancang/spanner. Jarak patok spanner dengan tower minimal 8 meter. Makin panjang makin baik, karena ikatannya makin kokoh, sehingga tali penguat tersebut tidak makin meruncing di tower bagian atas.
3) Pipa besi yang dikuatkan dengan tali pancang..
Tower jenis ketiga lebih cenderung untuk dipakai secara personal. Tinggi tower pipa ini sangat disarankan tidak melebihi 20 meter (lebih dari itu akan melengkung). Teknis penguatannya dengan spanner. Kekuatan pipa sangat bertumpu pada spanner. Sekalipun masih mampu menerima sinyal koneksi, namun tower jenis ini tidak direkomedasi untuk penerima sinyal informatika (internet dan intranet) yang stabil, karena jenis ini mudah bergoyang dan akan mengganggu sistem koneksi datanya, sehingga komputer akan mencari data secara terus menerus (searching).
Tower ini bisa dibangun pada areal yang dekat dengan pusat transmisi/ NOC = Network Operation Systems (maksimal 2 km), dan tidak memiliki angin kencang, serta benar-benar diproyeksikan dalam rangka emergency biaya. Dari berbagai fakta yang muncul di berbagai daerah, keberadaan Tower memiliki resistensi/daya tolak dari masyarakat, yang disebabkan isu kesehatan (radiasi, anemia dll), isu keselamatan hingga isu pemerataan sosial. Hal ini semestinya perlu disosialisasikan ke masyarakat bahwa kekhawatiran pertama (ancaman kesehatan) tidaklah terbukti. Radiasinya jauh diambang batas toleransi yang ditetapkan WHO.
Tower BTS terendah (40 meter) memiliki radiasi 1 watt/m2 (untuk pesawat dengan frekuensi 800 MHz) s/d 2 watt/m2 (untuk pesawat 1800 MHz). Sedangkan standar yang dikeluarkan WHO maximal radiasi yang bisa ditolerir adalah 4,5 (800 MHz) s/d 9 watt/m2 (1800 MHz). Sedangkan radiasi dari radio informatika/internet (2,4 GHz) hanya sekitar 3 watt/m2 saja. Masih sangat jauh dari ambang batas WHO 9 watt/m2. Radiasi ini makin lemah apabila tower makin tinggi. Rata-rata tower seluler yang dibangun di Indonesia memiliki ketinggian 70 meter. Dengan demikian radiasinya jauh lebih kecil lagi. Adapun mengenai isu mengancam keselamatan (misal robohnya tower), dapat diatasi dengan penerapan standar material, dan konstruksinya yang benar, serta pewajiban perawatan tiap tahunnya.
Komponen yang ada pada tower BTS:
  • ·         Antenna Sektoral
Antena didefinisikan sebagai suatu struktur yang berfungsi sebagai pelepas energi gelombang elektromagnetik diudara dan juga bisa sebagai penerima/penangkap energi gelombang elektromagnetik diudara. Karena merupakan perangkat perantara antara saluran transmisi dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan saluran pencatunya.
            Antena adalah alat yang digunakan untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik lalu meradiasikannya. Antena sektoral merupakan antena yang memancarkan dan menerima sinyal sesuai dengan sudut pancar sektornya. Antena yang digunakan adalah antena 3 sektor dengan kombinasi Distributed Control System. 
  • ·    Antenna Microwave
Microwave system adalah sebuah sistem pemancaran dan penerimaan gelombang mikro yang berfrekuensi sangat tinggi. Microwave system digunakan untuk komunikasi antar BTS atau BTS-BSC.Microwave System yang digunakan merupakan sistem indoor. Namun antena microwave tetap terpasang menara.
Pada antenna Microwave (MW) Radio, yang bentuknya seperti rebana genderang, itu termasuk jenis high performance antenna. Biasanya ada 2 brand, yaitu Andrew and RFS. Ciri khas dari antenna high performance ini adalah bentuknya yang seperti gendang, dan terdapat penutupnya, yang disebut radome. Fungsi radome antara lain untuk melindungi komponen antenna tersebut, dari perubahan cuaca sekitarnya.
  • Penangkal petir
Penangkal petir itu semacam rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan bagi petir menuju ke permukaan bumi, tanpa merusak benda-benda yang dilewatinya.
  •  Lampu
Lampu adalah peralatan yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya. Lampu digunakan untuk penerangan di sekitar lingkungan BTS 
2)      Shelter
Shelter BTS adalah suatu tempat yang disitu terdapat perangkat-perangkat telekomunikasi. Untuk letaknya, biasanya juga tidak akan jauh dari suatu Tower atau Menara karena adanya ketergantungan sebuah fungsi diantara keduanya, yakni shelter BTS dan Tower.
Komponen yang ada pada shelter:
               —  Pada suatu shelter terdapat RBS 3G dan RBS 2G,1 RBS terdapat 6 TRU dan 1 TRU terdapat 2 TRx.
TRx adalah perangkat yang memancarkan dan menerima sinyal komunikasi dari/ke perangkat mobile.TRx terdiri dari perangkat Transmitter dan Receiver
  •   Transmisi
Perangkat yang digunakan untuk mengatur slot trafik pada BTS.Menghubungkan dari TRx ke BOIA adalah Prosesor BTS (bentuk sama dengan Base band,namun memiliki port penghubung untuk maintenance)
  •    Rectifier
Rectifier sebagai penyearah tegangan dari tegangan AC yang berasal dari PLN dikonversikan ke dalam tegangan searah untuk dikomsumsi perangkat lainnya. Terdapat 2 buah modul, tiap modulnya mensuplai 30 Ampere, Tegangan yang digunakan di BTS adalah -48 Vdc
  •   AC (Air Conditioner)
AC adalah suatu komponen/peralatan yang dipergunakan untuk mengatur suhu, sirkulasi, kelembaban dan kebersihan udara di dalam ruangan
  
  •   PDB (Power Distribution Board)
Berupa kotak berisi MCB / saklar-saklar power tiap-tiap perangkat
  •   Lampu
Untuk member penerangan di sekitar BTS. 
  • Power Distribution Box
                  Untuk mendistribusikan / membagikan arus listrik ke berbagai komponen yang digunakan  pada BTS
  • Grounding
berfungsi untuk mengurangi atau menghindari bahaya yang disebabkan oleh tegangan tinggi.misalnya bahaya petir dengan tegangan tinggi
 


Kesimpulan
Teknologi seluler  adalah system telekomunikasi nir kabel(tanpa kabel) yang memakai gelombang radio sebagai sinyal pembawanya dengan sel berbentuk segi enam,Dimana teknologi tersebut ada pada BTS ( Base Transceiver Station),komponen utama yang ada pada BTS adalah tower dan shelter dimana dua bagian tersebut juga memiliki banyak komponen.
Selain itu juga BTS memiliki spesifikasi dan kapasitas yang berbeda  dari segi penggunan komponen dan power yang dipakainya.dan kami  telah mencoba menganalisa suatu BTS,sesuai penjelasan diatas

Transmisi Radio (Microwave)

Transmisi Radio (Microwave)

Salah satu fungsi dari transmisi radio adalah untuk menghubungkan antara BTS (Base Tranceiver Station) ke BSC (Base System Control) agar percakapan bisa terlaksana antara MS (Mobile Station) A ke MS B, frekuensi yang banyak digunakan di dunia telekomunikasi untuk transmisi radio adalah frekuensi 15 GHz untuk jarak dekat misalnya di perkotaan dan 7 GHz untuk link yang cukup jauh biasanya di atas 10km jarak udara antara dua transmisi radio, hal yang mempengaruhi kualitas penerimaan sinyal (receive level) salah satunya adalah propagasi di daerah tersebut, propagasi gelombang radio terbagi atas :

1.
Gelombang permukaan, merambat “relatif dekat” dengan permukaan bumi jika dibandingkan terhadap panjang gelombangnya, contohnya pada band frekuensi LF ke bawah.
2.
Gelombang ruang (merupakan resultante antara gelombang langsung dan gelombang pantul), merambat “ relatif jauh” dengan permukaan bumi jika dibandingkan terhadap panjang gelombangnya, contohnya pada Frekuensi Radio > 1 GHz, yang juga dikenal sebagai gelombang
“mikro”.
3.
Gelombang langit (merupakan gelombang ruang yang dipancarkan ke langit), contoh pada band frekuensi HF dan pada frekuensi > 250 MHz.


Infrastruktur telekomunikasi terdiri dari berbagai perangkat, namun berbeda fungsinya satu sama lain terbentuk dalam satu sistem yang saling mendukung dalam menyalurkan sinyal informasi sehingga pelanggan dapat berkomunikasi dalam bentuk suara maupun data serta gambar. Sebagai rangkaian, tentu sarana yang dibangun atau yang dioperasikan oleh operator atau provider berperan sesuai fungsinya, misalkan pada telepon nirkabel (selular atau fixed wireless) yang paling dekat dengan pelanggan adalah BTS (Base Transceiver Station). Perangkat ini akan menerima panggilan dari MS (Mobile Station) atau lebih dikenal dengan handphone untuk disalurkan kepada pelanggan lain dimanapun berada sehingga terjadi hubungan. Demikian juga sebaliknya BTS akan meneruskan panggilan atau kiriman SMS (Short Message Service) atau data dari seorang pelanggan mitra yang ditujukan kepada pelanggannya.

Hubungan antar sesama pelanggan terjadi melalui tahapan-tahapan dari berbagai sarana yang tersedia. Satu di antara rangkaian perangkat tersebut adalah BSC (Base Station Controller) yang berfungsi untuk mengontrol dan memonitor semua aktivitas BTS termasuk menerima sinyal informasi untuk diteruskan ke MSC (Mobile Switching Centre) , selanjutnya dikirim kepada pelanggan yang dituju. Sama halnya dengan percakapan yang masuk ke MSC diteruskan ke BSC selanjutnya ke BTS dan tahapan akhirnya adalah panggilan (paging) kepada handphone milik pelanggan, kalau sedang aktif akan terjadi komunikasi. Bagi orang awam pertanyaan yang mengemuka, apakah ada sarana lain yang terlibat dalam menyalurkan sinyal informasi pelanggan dari BTS ke BSC. Jawabannya ada, yaitu perangkat radio microwave untuk membawa atau mengirim (transmit) sinyal tersebut, berfungsi sebagai transmisi dimana medianya adalah udara. Fungsi transmisi adalah membawa atau transport bagi sinyal sehingga dapat diteruskan kepada pelanggan yang dituju. Dalam sistem telekomunikasi dikenal beberapa sarana transmisi yaitu Kabel Laut, Kabel Optik, Satelit dan Radio Microwawe atau disingkat MW, kalau kapasitas kanal yang tersedia besar disebut backbone.


Radio microwave sebagai sarana transmisi memiliki peran penting dalam telekomunikasi termasuk telepon nirkabel, tanpa sarana tersebut bagaimana mungkin pelanggan dapat melakukan hubungan dengan mitranya. Walaupun sinyal informasi sudah diterima BTS, apabila tidak ada sarana yang membawa atau mengirim sinyal tersebut menuju perangkat lain, panggilan atau kiriman SMS, data dan gambar akan gagal atau tidak pernah sampai. Dengan kata lain kegagalan percakapan atau pengiriman SMS, data maupun gambar dapat terjadi kalau radio microwave mengalami gangguan. Gambaran keterkaitan sarana tersebut dapat dilihat di sekitar kita khususnya di daerah perkotaan dimana setiap tower yang berdiri terdapat antena BTS dan radio microwave. Kedua perangkat tersebut saling mendukung, dimana perangkat BTS berhubungan dengan handphone untuk menerima sinyal informasi dan meneruskan serta memanggil kalau ada call atau SMS yang ditujukan kepada pelanggan yang bersangkutan, sedangkan MW membawa atau mengirim sinyal tersebut.

Apabila sarana microwave sudah ada di suatu tempat untuk mendukung sarana lainnya berarti masyarakat dari lokasi tersebut sudah dapat menggunakan telepon nirkabel, seperti yang dialami masyarakat di Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah. Selama ini telepon merupakan suatu impian yang sudah lama ditunggu, pengoperasian BTS dengan perangkat MW bulan Oktober 2005 menjadikan impian tersebut sebagai suatu kenyataan. Kendala untuk berkomunikasi sudah tidak ada lagi, pelanggan di desa tersebut sewaktu-waktu dan bebas melakukan kontak dengan siapapun dan kemanapun. Memang tidak semua masyarakat mampu membeli handphone, hal ini dapat dijembatani dengan warung selular yang diperuntukkan bagi masyarakat yang akan menggunakan telepon dan menjadi peluang bisnis bagi yang mau mengelola. Agar telekomunikasi menjadi stimulator (pendorong) aktivitas masyarakat, operator atau provider tidak berhenti hanya membangun dan mengoperasikan saja, namun mengupayakan agar masyarakat luas memanfaatkannya diantaranya melalui penurunan tarif. Kalau boleh dikatakan saat ini tarif telepon selular cukup kompetitif, dengan nilai Rp.3000,- pengguna Mentari di Sorkam sudah dapat melakukan percakapan selama 2 menit dengan sanak saudara atau mitranya sesama pelanggan Mentari di Medan.

Kecepatan kirim percakapan atau SMS, data dan gambar pelanggan banyak ditentukan oleh transmisi yang tersedia dari suatu operator, hal ini menggambarkan kesinambungan pelayanan maupun keberhasilan panggilan tidak terlepas dari sarana transmisi yang ada. Berbicara transmisi tentu saja menyangkut kanal (Channel) yang tersedia, analoginya sama seperti jalan raya semakin besar jalan raya tersebut semakin banyak mobil yang dapat lewat. Demikian juga dengan kanal, semakin besar kapasitas yang tersedia berarti semakin bamyak informasi yang disalurkan.

Penggunaan dan Efektivitas

Penggunaan radio microwave sebagai sarana transmisi dapat dikategorikan sebagai back bone apabila memiliki kapasitas kanal yang besar dan trafik padat serta terhubung dengan terminal lain seperti antara BSC dengan MSC, atau MSC dengan MSC. Kemudian MSC dengan Sentral Gerbang Internasional (SGI) atau SGI dengan Stasiun Kabel Laut. Seperti halnya hubungan SGI-2 Medan dengan Stasiun Kabel Laut Pantai Cermin dihubungkan dengan radio microwave untuk menyalurkan semua sinyal informasi yang datang dari pelanggan selular Mentari, Matrix dan IM3, StarOne maupun pelanggan telepon dari rumah yang menggunakan SLI 001 maupun Flat Call 016, ke sarana transmisi kabel laut untuk dikirim ke pelanggan di luar negeri. Dalam lingkup ini, radio microwave tersebut menjadi back bone, kalau demikian halnya sebagai back bone akan menampung seluruh sinyal informasi yang datang dan tidak membedakan apakah sinyal tersebut berasal dari telepon selular atau telepon rumah. Dengan kata lain semua sinyal informasi yang masuk akan dikirim ketempat tujuan.

Walaupun jaringan transmisi tersebut diperuntukkan membawa sinyal informasi telepon selular, bukan berarti tidak dapat digunakan untuk menyalurkan sinyal informasi dari jasa yang lain. Hal ini tergantung kebutuhan, tinggal menyediakan kanal sebagai jalur pembawa. Sebagai jalur utama pembawa sinyal informasi pelanggan, rangkaian jaringan tersebut dikatakan back bone walaupun kapasitas kanal yang tersedia sebesar 16 E1 (baca iwan) dimana 1 E1 setara dengan 30 kanal. Perlu digaris bawahi, tidak semua penggunaan radio microwave dikatakan back bone, kadang kanya sebagai akses atau transmit misalkan yang ada di BTS dan juga disebut last mile kalau hanya digunakan untuk kebutuhan satu pelanggan.

Efektivitas penggunaan radio microwave sangat baik termasuk menjembatani daerah perkotaan yang padat penduduk dan penuh bangunan serta ruang yang tersedia terbatas. Namum pemasangan perangkat cukup mudah, boleh jadi diatap rumah bertingkat dan kualitas sinyal yang dihasilkan sangat baik. Walaupun ada kendala gedung tinggi namun masih ada tersedia ruang untuk membangun tower. Radio microwave juga menjembatani jarak khususnya di luar kota karena dapat dipasang dimana saja apakah diatas bukit, dikaki bukit dengan jarak garis lurus (line of sight) sepanjang 30 km. Paling utama yang harus diperhatikan pada saat pemasangan adalah mencari titik kordinat (pointing) yang paling sempurna diantara dua radio micro sehingga diperoleh line of sight yang optimal. Pengukuran harus dilakukan dengan seksama, kalau tidak pengaruhnya pada kualitas nantinya.

Biasanya untuk mencari posisi radio microwave khususnya di luar kota dilakukan melalui GPS (Global Positioning System) sehingga diperoleh titik kordinat yang paling tepat dilihat dari latitude (bujur) maupun longitude (lintang) berapa. Pada saat pengetesan harus dilakukan pengukuran ketepatan antena melalui Automatic Gain Controll (AGC).

Flow Sinyal Informasi

Perangkat radio microwave yang digunakan BTS dalam 2 kategori yaitu outdoor unit (ODU) dan indoor unit (IDU) dan masing-masing perangkat berbeda fungsinya. Bagaimana alur sinyal informasi yang diterima radio microwave dengan frekuensi 7 Ghz, diawali dari percakapan atau SMS, data dan gambar pelanggan yang diterima BTS dalam bentuk 2 Mbps seterusnya dikirim ke perangkat Multiplexer (IDU) untuk dikumpulkan/digabungkan menjadi baseband. Selanjutnya dikirim ke perangkat Modem (IDU) untuk dirubah menjadi sinyal Intermediate Frequency (IF) sebesar 70/140 Mbps tergantung dari peralatan yang digunakan. Langkah berikutnya dikirim ke perangkat Transmitter (ODU) dimana IF ditranslasi (digabung) menjadi sinyal Radio Freqeuency (RF) 7 Ghz. Pada saat translasi juga dilakukan penguatan daya dan seterusnya dipencarkan oleh antena.

Begitu juga sebaliknya, pada saat menerima sinyal informasi telepon selular dari radio microwave lawan, proses awalnya diterima antena masuk perangkat Transmitter (ODU) dalam bentuk sinyal Radio frequency (RF) 7 Ghz. Sinyal RF ini akan dirubah menjadi sinyal IF 70/140 Mpbs untuk dikirim ke perangkat Modem (IDU), dan sinyal IF dirubah (de modulasi) menjadi base band selanjutnya dikirim ke perangkat Multiplexer (IDU) untuk dipisahkan menjadi 2 Mbps dan dikirim ke link BTS.

Beberapa radio microwave yang dioperasikan bisa jadi berbeda frekuensinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun jarak, namun perlu diketahui frekuensi berbanding terbalik dengan jarak. Radio microwave yang digunakan di luar kota dengan jarak 30 km menggunakan frekuensi 7Ghz, sedangkan untuk BTS yang dioperasikan di kota cenderung memakai frekuensi 18 Ghz dengan jarak 500 m s.d 2 km. Untuk jarak sedang 5 s.d 7 km menggunakan radio microwave 13 Ghz , dan frekeunsi 15 Ghz untuk jarak 3 s.d 5 km. Memanfaatkanfrekuensi yang berbeda dimaksudkan untuk menghindari interferensi frekuensi.

Untuk mendapatkan jarak optimal antara dua radio micrawave, harus didukung oleh besarnya diameter antena, ketinggian tower maupun penguatan power. Upaya yang dilakukan supaya kesinambungan pelayanan terjamin utamanya kualitas sinyal tetap bagus bagi microwave dengan jarak yang jauh, Pertama, pointing harus tepat sehingga tidak terjadi deviasi pancaran, Kedua, melakukan diversity yaitu space diversity dengan menambah antena penerima maupun frekuensi diversity. Dengan langkah tersebut dampak lingkungan seperti air, rawa yang dapat memantulkan pencaran dan pengaruh embun, hujan deras serta badai dapat diatasi.

Langkah lain dalam menjaga kualitas, secara berkala mengukur level sinyal (Receive Signal Level) yang diterima oleh antena, saat ini yang direkomendasikan adalah 30 s.d 40 desibel (dBm) untuk antena yang berjarak jauh. .Penurunan sinyal terjadi disebabkan pointing yang tidak sempurna, hujan yang sangat deras, performace perangkat turun boleh jadi karena faktor usia atau kurang pemeliharaan dan perangkat disambar petir. Apabila sistem grounding (pentanahan) tidak dibuat dengan baik untuk melindungi perangkat, kemungkinan besar antena radio microwave menjadi sasaran sambaran petir.

Seiring pengembangan teknologi telekomunikasi, terjadi terobosan dalam teknologi radio microwave sehingga mampu meningkatkan kapasitas menjadi 4 Synchronous Transfer Mode (STM -1), dimana STM -1 sama dengan 63 E1 berarti 4 STM-1 tersedia sebanyak 7680 kanal yang dapat digunakan dalam waktu bersamaan.

  KABEL ANTENA MICROWAVE
Coaxial Cable (Kabel Coaxial)  adalah suatu jenis kabel yang menggunakan dua buah konduktor. Pusatnya berupa inti kawat padat yang dilingkupi oleh sekat yang kemudian dililiti lagi oleh kawat berselaput konduktor. Jenis kabel ini biasa digunakan untuk jaringan dengan bandwith yang tinggi. Kabel coaxial mempunyai pengalir tembaga di tengah (centre core). Lapisan plastik (dielectric insulator) yang mengelilingi tembaga berfungsi sebagai penebat di antara tembaga dan “metal shielded“. Lapisan metal berfungsi untuk menghalang sembarang gangguan luar dari lampu kalimantang, motors, and perlatan elektonik lain. Lapisan paling luar adalah lapisan plastik yang disebut Jacket plastic. Lapisan ini berfungsi seperti jaket yaitu sebagai pelindung bagian terluar. Kabel coaxial diselimuti oleh beberapa pelindung diantaranya pelindung luar, pelindung anyaman tembaga, dan isolator pelasting, dimana pelindung-pelindung tersebut memiliki fungsi sebagai berikut :
§  Pelindung luar ini adalah bagian dari pelindung yang keras. Pelindung luar ini digunakana untuk melindungi kabel coaxial dari benturan phisik yang keras dan juga untuk melindungi dari gangguan hewan-hewan pengerat (sehingga bahannya biasanya dibuat dari bahan yang tidak disukai oleh hewan pengerat seperti tikus).
§  Pelindung berupa anyaman serat tembaga; untuk melindungi kabel dari EMI (ElectroMagnetic Interference) yang dihasilkan oleh kabel-kabel yang berada di sekitarnya, sehingga dapat menghasilkan kecepatan transmisi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kabel twisted-pair (yang sangat rentan terhadap interfensi dari luar kabel).
§  Isolator pelastik untuk membantu menfilter sinyal-sinyal interferensi dari luar kabel sehingga inti kabel dapat dibuat bebas dari sinyal interferensi dari luar
Jenis Coaxial Cable
Jenis-jenis Coaxial Cable dikenal ada dua jenis, yaitu thick coaxial cable (mempunyai diameter lumayan besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
ü  Thick Coaxial Cable
Kabel coaxial memiliki ukuran yang bervariasi. Diameter yang terbesar ditujukan untuk penggunaan kabel backbone Ethernet karena secara histories memiliki panjang transmisi dan penolakan noise yang lebih besar. Kabel coaxial ini seringkali dikenal sebagai thicknet. Adapun aturan  spesifikasinya yaitu sebagai berikut:
Ø  Maksimum panjang kabel per segment adalah 1.640 feet (atau sekitar 500 meter).
Ø  Maksimum jarak antar segment adalah 4.920 feet (atau sekitar 1500 meter).
Ø  Setiap segment harus diberi ground.
Ø  Jarang maksimum antara tap atau pencabang dari kabel utama ke perangkat (device) adalah 16 feet (sekitar 5 meter).
Ø  Jarak minimum antar tap adalah 8 feet (sekitar 2,5 meter)
ü  Thin Coaxial Cable
Kabel coaxial jenis ini, misalnya jenis RG-58 A/U atau C/U, jika diimplementasikan dengan Tconnector dan terminator dalam sebuah jaringan, harus mengikuti aturan sebagai berikut:
Ø  Setiap ujung kabel diberi terminator 50-ohm.
Ø  Panjang maksimal kabel adalah 1,000 feet (185 meter) per segment.
Ø  Setiap segment maksimum terkoneksi sebanyak 30 perangkat jaringan (devices)
Ø  Kartu jaringan cukup menggunakan transceiver yang onboard, tidak perlu tambahan transceiver, kecuali untuk repeater.
Ø  Maksimum ada 3 segment terhubung satu sama lain (populated segment).
Ø  Setiap segment sebaiknya dilengkapi dengan satu ground.
Ø  Panjang minimum antar T-Connector adalah 1,5 feet (0.5 meter).
Ø  Maksimum panjang kabel dalam satu segment adalah 1,818 feet (555 meter).
Ø  Setiap segment maksimum mempunyai 30 perangkat terkoneksi
 
 

Drive Test

DRIVE TEST Menggunakan GPS HOLUX


Agar mempermudah melakukan Drive Test dapat juga mengunakan GPS Holux. Keuntungan menggunakan GPS Holux ini, kita tidak perlu menggunakan Laptob, cukup GPS Holux dan K-800.


CDMA & Spread Spectrum
Sistem yang multiple access (MA) adalah sistem yang dapat melayani banyak pelanggan (user) secara bersama-sama (simultan). Agar terjadi multiple access, maka harus tersedia kanal-kanal/saluran-saluran yang jumlahnya lebih dari satu. Jika pada saat yang sama terdapat 10 pelanggan yang ingin dilayani, maka diperlukan kanal sebanyak 10 buah pula.
Dengan sistem multiple access yang bagus, tidak akan terjadi antrean panjang dan macet. Secara umum, bisa saja sistem multiple access diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti sistem pembayaran di loket PLN, teller bank, dan sebagainya. Tapi pada kenyataannya, penerapan pada bidang telekomunikasilah yang banyak memunculkan multiple access baru.
Tren sistem telepon seluler mendongkrak pemakaian multiple access untuk sistem komunikasi bergerak (mobile communication system). Kemajuan yang dicapai oleh telepon seluler bahkan melebihi sistem komunikasi bergerak lain seperti telepon cordless (sekarang juga lagi musim), paging (yang dulu ngetop tahun 1970-1980-an), dan PCS (personal communication standard). Perkembangan telepon seluler yang kian menjadi-jadi dengan berbagai fasilitas ciamik yang andal (semacam MMS, mobile Internet, dan lain- lain), menyebabkan semakin getolnya pencarian-pencarian sistem multiple access baru yang lebih tanggap dan cepat dalam melayani banyak pelanggan.
Hingga saat ini dua teknik pendahulu yang masih digunakan adalah FDMA (frequency division multiple access) dan TDMA (time division multiple access). Pengguna teknik FDMA cukup banyak juga. Salah satunya adalah telepon seluler berbasis AMPS, yang di Indonesia dipakai pada awal munculnya telepon seluler. AMPS (advanced mobile phone system) adalah sistem seluler Amerika Serikat pertama (dan analog) yang dikembangkan oleh AT&T Bell Laboratories pada akhir tahun 1970-an.
Pemakai teknik TDMA pun juga cukup banyak. Salah satunya adalah telepon seluler berbasis GSM, yang sekarang lagi marak di Indonesia. GSM yang mulanya adalah singkatan dari groupe spe’cial mobile diganti menjadi global system for mobile communication untuk keperluan pemasaran yang lebih luas. Ia merupakan standar seluler digital generasi kedua yang dikembangkan oleh Eropa untuk menyatukan sistem selulernya. Bermula dengan dikenalkan pada pasar Eropa tahun 1991, kini GSM telah menjadi standar terpopuler di dunia untuk radio seluler baru dan peralatan komunikasi pribadi. Karena kepopuleran itulah, teknik TDMA ikut terdongkrak dan seolah “kagak ade matinye”.
Akan tetapi waktu terus berjalan, dan pesaing-pesaing baru selalu akan muncul untuk mengganti pemain lama. Salah satunya adalah teknik CDMA (code division multiple access). Dengan lebih banyak kelebihan (dan sedikit kekurangan), teknik yang diusung oleh US Narrowband SpreadSpectrum (IS-95) ini, mulai berkembang dan terus berkembang. GSM yang tidak tinggal diam, tentu akan berusaha mempertahankan takhtanya. Kita saksikan saja persaingan yang kian marak ini dan barangkali untuk beberapa dekade, kita sementara menjadi penonton saja.
FDMA
FDMA adalah sistem multiple access yang menempatkan seorang pelanggan pada sebuah kanal berbentuk pita frekuensi (frequency band) komunikasi. Jika satu pita frekuensi dianggap sebagai satu jalan, maka FDMA merupakan teknik “satu pelanggan, satu jalan”. Pada saat pelanggan A sedang menggunakan jalan itu, maka pelanggan lain tidak dapat menggunakan sebelum pelanggan A selesai.
Jadi, kalau dalam waktu yang bersamaan ada 100 pelanggan yang ingin berkomunikasi dengan rekannya, maka sudah tentu diperlukan 100 pita frekuensi. Kalau setiap pita memerlukan lebar 30 Kilo Hertz (kHz) dan frekuensi yang digunakan berawal dari 890 Mega Hertz (MHz), maka:
• Pita frekuensi kanal 1 mulai dari 890 MHz hingga 890,030 Mhz
• Pita frekuensi kanal 2 mulai dari 890,030 MHz hingga 890,060 MHz
• Pita frekuensi kanal 3 mulai dari 890,060 MHz hingga 890,090 MHz
• dan seterusnya.
Sedangkan lebar total seluruh pita yang digunakan adalah:
100 x 30.000 Hz = 3.000.000 Hz = 3 MHz.
Artinya, jika frekuensi yang digunakan mempunyai batas bawah 890 MHz, maka batas atasnya adalah 893 MHz.
Akan tetapi, frekuensi yang tersedia untuk komunikasi bergerak dibatasi oleh peraturan yang ada karena frekuensi-frekuensi lain pasti digunakan untuk jatah keperluan yang lain pula. Sementara jatah frekuensi yang ada pun harus dibagi antarpenyelenggara telepon seluler. Karena itu, untuk memperbanyak kapasitas dengan jumlah kanal yang terbatas, digunakan trik-trik tertentu sesuai dengan strategi si penyelenggara.
TDMA
Berbeda dengan FDMA yang memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai satu pelanggan, TDMA memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai beberapa pelanggan. Jadi kanal-kanal komunikasi dirupakan dalam bentuk slot-slot waktu. Slot waktu adalah berapa lama seorang pelanggan mendapat giliran untuk memakai pita frekuensi. Satu slot waktu digunakan oleh satu pelanggan. Slot-slot waktu ini dibingkai dalam satu periode yang disebut satu frame. Jadi misalkan ada 10 pelanggan yang masing-masing adalah A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J, maka dalam satu frame terdapat 10 slot waktu yang merupakan giliran tiap pelanggan untuk menggunakan pita frekuensi yang sama.
Proses komunikasi multi-access dilakukan dengan menjalankan frame ini berulang- ulang sehingga akan muncul urutan giliran pemakaian saluran seperti: A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-A-B-C-D- E-F-G-H-I-J-A-B-C-dan seterusnya. Tentu saja harus ada pembatasan jumlah pelanggan yang menggunakan satu pita frekuensi ini. Jika tidak dibatasi, periode frame akan terlalu panjang dan akibatnya timbul komunikasi terputus-putus yang mengganggu pembicaraan.
Karena sifatnya yang tidak kontinyu (tidak terjadi pemakaian pita frekuensi terus menerus oleh satu pelanggan dalam satu periode pembicaraan), maka teknik TDMA hanya dapat mengakomodasi data digital atau modulasi digital. Sehingga sinyal-sinyal analog yang akan dikirim, harus diubah menjadi format digital dahulu.
CDMA
Teknik CDMA adalah temuan yang lebih baru dibandingkan dengan FDMA dan TDMA. Teknik CDMA berawal pada tahun 1949 ketika Claude Shannon dan Robert Pierce (yang banyak jasanya untuk kemajuan teknologi telekomunikasi saat ini) menyampaikan ide dasar CDMA. Teknik ini merupakan temuan yang brilian karena kanal yang satu dengan lainnya tidak dibedakan dari frekuensi/FDMA atau waktu/TDMA yang secara awam lebih mudah dipahami, melainkan dengan perbedaan kode. Jadi pada CDMA, seluruh pelanggan menggunakan frekuensi yang sama pada waktu yang sama.
Dalam diagram blok CDMA tampak bahwa data input dari satu pelanggan dikalikan dengan salah satu dari banyak kode PN (pseudo noise). Jumlah kemungkinan kode yang dihasilkan oleh generator kode PN identik dengan jumlah kanal yang disediakan. Jika generator kode PN mampu menghasilkan 100 kode, maka sebanyak itu pula kanal yang diperoleh. Oleh modulator hasil perkalian antara input data dengan kode PN ditumpangkan pada sinyal RF (radio frequency) agar dapat dikirim lewat udara.
Di penerima, demodulator memisahkan sinyal pesan dari sinyal RF yang ditumpanginya. Sinyal pesan yang mengandung kode ini dicocokkan dengan kode PN di penerima. Sinyal pesan akan dipisahkan dari kode dan diteruskan jika kode PN pada sinyal masuk sama dengan kode PN pada penerima.
CDMA (juga disebut DSSS/ direct sequence spread spectrum) merupakan salah satu dari dua jenis teknik murni spread spectrum multiple access (SSMA). Jenis lainnya dikenal sebagai FHMA (frequency hopping spread spectrum). Kedua jenis ini tergolong SSMA karena sinyalnya tersebar (spread) pada spektrum pita frekuensi yang lebar. Pada CDMA, penyebaran sinyal diperoleh akibat proses perkalian data input (yang mempunyai waktu perubahan lambat) dengan kode PN (yang mempunyai waktu perubahan cepat).
Walaupun pita frekuensinya lebar, tegangan sinyal yang dihasilkan sangat kecil, menyerupai noise (bising) yang selalu menyertai gelombang radio. Sehingga apabila dimonitor oleh penerima lain, sinyal yang dipancarkan oleh pengirim berbasis CDMA hanya berupa noise (seolah-olah menunjukkan ketiadaan sinyal pancar) yang tidak mengganggu sinyal lain. Sifat CDMA yang lain adalah kemampuannya untuk tahan terhadap jamming (penutupan oleh sinyal yang lebih kuat) pada pita frekuensi sempit. Hal ini terjadi karena jamming pada pita frekuensi sempit itu tidak akan mengganggu sinyal-sinyal CDMA yang tersebar di pita frekuensi lain.
Biar begitu jika diterapkan pada telepon seluler, CDMA mempunyai masalah yang disebut near-far problem. Masalah ini terjadi akibat pemakaian pita frekuensi yang sama pada waktu yang sama. Akibatnya, pelanggan yang paling dekat dengan base station (BTS) akan mendominasi BTS karena sinyalnya diterima (oleh BTS) paling besar dibandingkan dengan pelanggan lain yang jaraknya lebih jauh. Bagi pelayanan yang baik, hal itu tidak diharapkan. Untuk mengatasinya dipakailah teknik power control. Teknik ini menyebabkan BTS memerintahkan ponsel pelanggan untuk mengurangi daya pancar (secara otomatis) ketika sinyalnya diterima paling besar. Sehingga seluruh pelanggan di areal cakupan BTS akan diterima dengan besar sinyal yang sama.
CDMA dapat dikombinasikan dengan teknik lain untuk menjadi teknik hibrid semacam: FCDMA yang merupakan kombinasi dari FDMA dan CDMA, TCDMA yang merupakan kombinasi dari TDMA dan CDMA. Juga ada DS-FHMA yang merupakan kombinasi dari CDMA/DSSS dengan FHMA.
Jadi, dunia komunikasi bergerak akan terus melejit dan melahirkan teknologi terbaru. Tidak hanya fitur-fitur ponsel, tetapi juga dukungansaluran telekomunikasi. Dewasa ini sistem komunikasi sudah menawarkan suatu kecepatan dan kapasitas, yaitu kecepatan yang tinggi dan kapasitas data yang besar. Infrastruktur telekomunikasi yang dibangun harus menjanjikan kompatibilitas yang tinggi dengan suatu sistem komunikasi yang lain. Disinilah sistem komunikasi digital menjadi idola baru bagi industri telekomunikasi saat ini. Sistem digital disamping mempunyai kompatibilitas yang tinggi dalam integrasi dengan sistem lain, juga adanya kemudahan dalam implementasi secara perangkat keras. Oleh karenanya sistem komunikasi digital semakin dikembangkan untuk memperoleh kecepatan yang tinggi dan kapasitas data yang semakin besar. Sistem komunikasi digital juga memilliki kualitas data yang lebih baik, karena dapat dilakukan pengecekan kesalahan dalam transmisi datanya.
Lahirnya sistem komunikasi spread spectrum pada pertengahan tahun 1950 dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan sistem komunikasi yang dapat mengatasi masalah interferensi, dapat menjamin kerahasiaan informasi yang dikirim dan dapat beroperasi pada tingkat S/N (signal to noise ratio) yang rendah atau tahan terhadap derau yang besar. Dalam sistem komunkasi sekarang ini, dimana penggunaan frekuensi sudah cukup padat sehingga interferensi dan noise dari transceiver lain cukup besar. Dalam komunikasi radio kita juga sering mendengar adanya penyadapan pembicaraan pada handphone oleh pesawat radio lain. Namun dengan sistem spread spektrum ketakutan yang dialami pada sistem komunikasi diatas akan dapat di atasi karena data yang ditransmit pada sistem spread spektrum adalah data acak yang dikenal sebagai noise. Jadi jika penerima tidak mengetahui code yang digunakan untuk melebarkan data maka penerima hanya akan menerima sinyal noise saja. Istilah spread spectrum digunakan karena pada sistem ini sinyal yang ditransmisikan memiliki bandwidth yang jauh lebih lebar dari bandwidth sinyal informasi (mencapai ribuan kali). Proses penebaran bandwidth sinyal informasi ini disebut spreading.
Kelebihan lain yang dimiliki sistem spread spektrum adalah sistem ini dapat digunakan untuk multiple acces secara CDMA (Code Division Multiple Acces). Sistem CDMA yaitu suatu sistem multiple akses yang dapat dilakukan pada frekuensi dan waktu yang sama, caranya dengan menggunakan kode yang berbeda. Jika dibanding sistem multiple akses yang lain seperti FDMA (Frekuency Division Multiple Acces) dan TDMA (Time Division Multiple Acces), maka CDMA merupakan sistem yang sedang di minati oleh perusahaan komunikasi, karena dapat digunakan pada frekuensi yang sama secara bersamaan.
Di Indonesia belum banyak yang mengunakan sistem CDMA untuk infrastruktur telekomunikasinya. Perusahaan telepon seluler sebagian besar menggunakan sistem TDMA yaitu untuk telepon seluler GSM. Sedangkan perusahaan telepon seluler yang sudah menggunakan sistem CDMA adalah Komselindo. Sistem yang sekarang sudah digunakan adalah narrow-band CDMA dan rencananya Komselindo akan membuat infrastruktur untuk wide-band CDMA.
Spread sprectrum sendiri belum banyak digunakan , dalam bidang jaringan komputer kita sudah mengenal Wave LAN. Wave LAN ini menggunakan spread spectrum untuk mentransmisikan datanya. Sistem ini dibuat dalam bentuk card. Wave LAN sendiri mempunyai kecepatan yang cukup tinggi untuk teknologi radio pada frekuensi rendah, yaitu 1,5 Mbps. Dengan kecepatan sebesar itu Wave LAN sudah setara dengan komunikasi T1 pada VSAT yang sering digunakan untuk komunikasi-komunikasi di indonesia. Kecepatan ini juga jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan modem radio yang paling cepat yang pernah yang umum digunakan untuk komunikasi radio paket, yaitu hanya 64 Kbps, inipun harus menggunakan transceiver yang mempunyai bandwith yang lebar. Namun alat ini masih cukup mahal untuk pasaran di indonesia, satu card harnganya sekitar $ 5.000 USA.
Dalam teknik spread spektrum sendiri di kenal beberapa cara modulasi yang digunakan untuk melebarkan dan mangacak datanya. Teknik spreading yang terkenal dan banyak dipilih para produsen dalam desain produk adalah Direct Sequence Spread Spektrum (DSSS). Sistem ini dipilih karena adanya kemudahan dalam mengacak data yang akan dispreading. Dalam DSSS spreading hanya menggunakan sebuah generator noise yang periodik yang di sebut Pseudo Noise Generator.
Sebuah sistem spread-spectrum harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
  1. Sinyal yang dikirimkan menduduki bandwidth yang jauh lebih lebar daripada bandwidth minimum yang diperlukan untuk mengirimkan sinyal informasi
  2. Pada pengirim terjadi proses spreading yang menebarkan sinyal informasi dengan bantuan sinyal kode yang bersifat independen terhadap informasi
  3. Pada penerima terjadi proses despreading yang melibatkan korelasi antara sinyal yang diterima dan replika sinyal kode yang dibangkitkan sendiri oleh suatu generator lokal.
Kode yang digunakan pada sistem spread spectrum memiliki sifat acak tetapi periodik sehingga disebut sinyal acak semu (pseudo random). Kode tersebut bersifat sebagai noise tapi deterministik sehingga disebut juga noise semu (pseudo noise). Pembangkit sinyal kode ini disebut Pseudo Rando Generator (PRG) atau pseudo noise generator (PNG). PRG inilah yang akan melebarkan dan sekaligus mengacak sinyal data yang akan dikirimkan. Dalam komunikasi spread spectrum semakin lebar bandwidth akan semakin tahan terhadap jamming dan akan semakin terjamin tingkat kerahasiaannya. Disamping itu akan semakin banyak kanal yang bisa dipakai. Seperti yang di terangkan oleh Shanon , salah seorang ahli statistik telekomunikasi, dalam ilmu komunikasi dinyatakan bahwa kapasitas kanal akan sebanding dengan bandwidth transmisi dan logaritmik dari S/N-nya. Jadi agar sistem komunikasi dapat bekerja dengan kapasitas kanal yang tetap pada level daya noise yang tinggi (S/N yang rendah), dapat dilakukan dengan jalan memperbesar bandwidth transmisi W. Disamping itu Shannon juga mengemukakan bahwa sebuah kanal dapat mentransmisikan informasi dengan probabilitas salah yang kecil apabila terhadap infromasi tersebut dilakukan pengkodean yang tepat dan rate infromasi yang tidak melebihi kapasitas kanal meskipun kanal tersebut memuat derau acak.
Sistem komunikasi spread spectrum sebagai salah satu sistem komunikasi digital, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sistem komunikasi analog yaitu:
  • Lebih kebal terhadap jamming
  • Mampu menekan interferensi
  • Dapat dioperasikan pada level daya yang rendah
  • Kemampuan multiple access secara CDMA (Code Division Multiple Access)
  • Kerahasiaan lebih terjamin
  • Ranging
Dalam teknik spread spectrum sendiri ada beberapa macam cara yang digunakan, yaitu Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), Frequency Hopping Spread Spectrum (FSSS), Time Hopping Spread Spectrum (TSSS) dan Chirp atau Hybrid Spread Spectrum. Pada tiap-tiap metode mempunyai keunggulan sendiri-sendiri, namun secara umum DSSS mempunyai unjuk kerja terbaik untuk gangguan noise dan anti jamming, serta paling susah untuk dideteksi. Namun ada kekurangan pada DSSS ini, yang sering menjadi kendala dalam implementasinya, yaitu pada proses sinkronisasi sinyal yang diterima dengan sinyal dari generator noise lokal pada penerima.

 Hy teman-teman, kali ini saya ingin bercerita tentang KPI Drive Test 2G and 3G, saya masih pemula kalau ada yang salah mohon diberikan masukan kembali yakk..semoga ini berguna buat teman-teman...:)

KPI Drive Test..

2G

1. RxLev (Receive Level Sinyal)
2. RxQual (Receive Quality Sinyal)
3.C/I and C/A (Cell Id)
4. SQI (Speech Quality Index)
5.QoS (Quality Of Service)
6.HSO (HandOver)
7.BCCH(Broadcast Chanel  )
8.CSSR (Call Setup Succes Ratio )
9. CDR (Call Drop Ratio)
10. SCR (Succes Call Ratio)

3G

1. SAN RSCP Ec/Eo
2. SQI (Speech Quality Index)

3. QoS (Quality Of Service)

4. HSO (HandOver)

5. BCCH(Broadcast Chanel )
6. CSSR (Call Setup Succes Ratio )
7. CDR (Call Drop Ratio)
8. SCR (Succes Call Ratio)

ini hanya beberapa parameter KPI DT yang umum, sebenarnya masih banya lagi..

Berikut tampilan parameter  DT Pada Tems :













 Untuk saat ini bahasannya sampai disini dulu yaa teman, besok-besok kita bahas topik DT selanjutnyaa...
wokeehhh !!....Selamat  membaca, semoga berguna buat teman-teman semuanya..kalau ada masukan atau mau bertanya silahkan coment ya sob..
Thanx,
:)

setelah semedi beberapa jam, saya kepikiran untuk melanjutkan pelajaran DT ini, masih bersingungan dengan DT, semoga membantu teman-teman dalam memahami parameter DT, okaaayyy....mari belajar...
Drive Test dalam dunia telekomunikasi adalah suatu istilah yang digunakan karena dalam pekerjaannya kita berada dalam mobil yg diam lalu berjalan dan diam lagi sesuai dengan kebutuhan pengkuran tertentu. Perjalanan pun dilengkapi dengan peta digital, GPS, handset dan software Drive Test semacam Nemo (Nokia) atau TEMS (Ericsson), DT juga dilakukan untuk mengetahui keadaan atw kondisi suatu jaringan operator telekomunikasi, sehingga bisa diketahui apakah kondisi tsb memerlukan perbaikan atau tidak. Nah software yg digunakan dalam DT adalah TEMS dari Ericsson, ada jg NEMO dari Nokia,dll tapi saat ini yg paling umum digunakan adalah TEMS dengan versi”nya hingga versi 8.0.4
Parameter yg harus diketahui utk para drive tester 2G / GSM pemula adalah sebagai berikut :
1. BCCH : Broadcast Control Channel = frekuensi yg digunakan dlm GSM untuk downlink BTS ke MS (berkisar 890MHz-915MHz utk yg GSM 900)
2. ARFCN : Absolute Radio Frequency Channel = sebutan kanal yg digunakan untuk mewakili brapa nilai dari frekuensi. Jd misalnya disebut ARFCN BCCHnya 18 , nah artinya nti 18 itu dikonversi menjadi nilai MHz td.
3. CGI terdiri atas :
  a.MCC / Mobile Country Code, klo Indonesia pakenya 510
  b.MNC /Mobile Network Code, nilainya tergantung operator
  c.LAC : Local Area Code, setiap area atw daerah punya kode yg ditentukan operator
  d.CI : Cell Id, parameter ini yg hrs diperhatikan agar tidak salah site ketika ingin melakukan drive test         karena setiap cell punya kode ID masing”.

4. BSIC : Base Station Identity Code, Membedakan antar BTS terutama BTS-BTS yg mempunyai BCCH ARFCN yg sama (dalam reuse freq)

5. RxLev :  Tingkat kuat level sinyal penerima di MS (rentang dalam minus dB),makin kecil mkin lemah

6. RxQual : Tingkat kualitas sinyal penerima di MS (rentangnya skala 0-7),makin besar makin jelek

7. SQI (Speech Quality Indicator) : Indikator kualitas suara dalam keadaan dedicated atau menelpon dengan rentang -20 s.d 30 , makin besar makin baik

8. TA(Timing Advance) : jarak antar MS dengan BTS (rentang dari 0-8), makin besar nilainya makin jauh

9. Speech Codec : adalah indikator speech codec yang dialami oleh MS. Terdiri dari EFR (Enhanced Full Rate), HR (Half Rate), FR (Full Rate) maupun Adaptive Multi Rate (AMR-FR & AMR-HR).
Kalau sudah tahu parameter”di atas berarti sudah 90% paham menjadi drive tester, sisanya adalah belajar praktek bagaimana cara mengkoneksikan dari MS handset ke Laptop/Tablet, dan juga GPS ke laptop/tablet. Oh iya juga memahami sektorisasi juga tidak kalah penting untuk mengetahui apakah site melayani sektor yg tepat (di outdoor). Caranya mudah saja, kita tinggal pakai kompas dan mengetahui arah utaranya kemana. Antena yg mengarah mendekati arah utara di atas 0 derajat itulah merupakan antena sektor 1 (normally yah). Lalu tinggal kita lihat dr CI-nya karena disana menunjukkan sedang melayani sektor brpkah saat itu.

Contoh : di CI tertera nilai 60201 , berarti saat itu yg sedang serving adalah antena sektor 1 (lihat nilai paling akhir dr CI, jika 60202 berarti sektor 2, jika 60203 maka sektor 3. Dan jika 60204 maka sektor 1, 60205 sektor 2, dst) . Perhatikan juga contoh yg saya berikan tersebut adalah untuk antena directional 3 sektor.
Window pada TEMS dapat diatur sedemikian rupa tergantung anda yg membutuhkan dan memudahkan anda saat melakukan DT, namun window yg biasa ditampilkan adalah GSM Current Channel, GSM Serving+Neighbor(MS1), GSM Radio Parameter, dan tentu saja Map/peta yg akan kita DT beserta data Site/BTSnya. Juga pastikan GPS dan MS sudah terkoneksi dengan baik dan benar. Sering melakukan dan memahami lebih banyak parameter membuat anda smakin mahir.

Parameter Deteksi Kualitas Jaringan :

Call Setup Success Rate (CSSR), merupakan standarisasi prosentase tingkat keberhasilan panggilan oleh kesediaan kanal suara yang sudah dialokasikan untuk mengetahui kesuksesan panggilan tersebut, maka ditandai dengan tone saat terkoneksi dengan ponsel lawan bicara. Standard penilaian akan terketahui jika angka menuju > 95% maka berpredikat Excelent, 90 – 95% Good, 80-90% fair, dan jika 10 detik maka tergolong Poor.

Call Completion Success Rate (CCSR), merupakan standard pengukuran kesuksesan berkomunikasi tanpa adanya drop call. Sistem perhitungannya jika angka mencapai > 98% tergolong excellent, antara 93-98% dianggap good, jika 88-93% sedangkan pada angka <88% poor.

Mean Opinion Score (MOS), merupakan ukuran penentu kejernihan suara dalam suatu komunikasi skala 0-5, jika < 1 maka dianggap poor, 1-2 Fair, 2-3 good, dan 3-5 tergolong excellent.
Reception Level (RxL) merupakan standard pengukur kekuatan signal jaringan 2G, sedangkan untuk 3G adalah Received Signal Code Power (RSCP). Parameter skala RXL antara -47 dBm hingga 110 dBm (bila menunjuk angka lebih besar dari -85 dBm excellent, -92 hingga -85 good, -105 hingga -92 Fair dan <-105 poor)

Rx Qual merupakan standard kualitas suara pada saat melakukan panggilan pada jaringan 2G,sedangkan untuk 3G adalah Energy chip per Noise (Ec/No).parameter skala Rx Qual 0-8,semakin besar nilainya maka semakin buruk kualitasnya.

Handover adalah suatu cara dimana memungkinkan user pindah pelayanan dari suatu sektor ke sektor lain baik dalam satu BTS maupun antar BTS tanpa adanya pemutusan hubungan dan terjadi pemindahan frekuensi/kanal secara otomatis yang dilakukan oleh sistem. Tujuan dari handover adalah untuk menjaga kualitas panggilan, menjaga hubungan antara MS dan BTS dalam proses perpindahan layanan, melakukan pergantian kanal jika terjadi gangguan interferensi yang besar, dan untuk memperjelas batas antar daerah pelayanan MS. Proses handover dipengaruhi oleh faktor level daya sinyal terima (RxLevel), kualitas sinyal terima (RxQual), power budget sel tetangga dan jarak antara MS dan BTS (Timing Advanced) yang masing-masing mempunyai nilai ambang batas sehingga ketika nilai ambang batas tersebut sudah dilewati handover harus dilakukan untuk menjaga suatu panggilan agar tidak terputus. Proses handover tidak selalu berjalan lancar, walaupun nilai ambang batas sudah dilewati namun tetap tidak mau melakukan handover. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor sehingga menyebabkan kegagalan handover (failure). Kegagalan handover belum tentu menyebabkan suatu panggilan terputus, bisa juga mengakibatkan kualitas suara yang diterima menjadi jelek. Panggilan terputus merupakan akibat yang paling buruk jika handover tidak dapat dilakukan.

Sekian dulu yak teman-teman....