Drive Test
DRIVE TEST Menggunakan GPS HOLUX
Agar mempermudah melakukan Drive Test dapat juga mengunakan GPS Holux.
Keuntungan menggunakan GPS Holux ini, kita tidak perlu menggunakan
Laptob, cukup GPS Holux dan K-800.
CDMA & Spread Spectrum
Sistem
yang multiple access (MA) adalah sistem yang dapat melayani banyak
pelanggan (user) secara bersama-sama (simultan). Agar terjadi multiple
access, maka harus tersedia kanal-kanal/saluran-saluran yang jumlahnya
lebih dari satu. Jika pada saat yang sama terdapat 10 pelanggan yang
ingin dilayani, maka diperlukan kanal sebanyak 10 buah pula.
Dengan
sistem multiple access yang bagus, tidak akan terjadi antrean panjang
dan macet. Secara umum, bisa saja sistem multiple access diterapkan
dalam berbagai bidang kehidupan, seperti sistem pembayaran di loket PLN,
teller bank, dan sebagainya. Tapi pada kenyataannya, penerapan pada
bidang telekomunikasilah yang banyak memunculkan multiple access baru.
Tren
sistem telepon seluler mendongkrak pemakaian multiple access untuk
sistem komunikasi bergerak (mobile communication system). Kemajuan yang
dicapai oleh telepon seluler bahkan melebihi sistem komunikasi bergerak
lain seperti telepon cordless (sekarang juga lagi musim), paging (yang
dulu ngetop tahun 1970-1980-an), dan PCS (personal communication
standard). Perkembangan telepon seluler yang kian menjadi-jadi dengan
berbagai fasilitas ciamik yang andal (semacam MMS, mobile Internet, dan
lain- lain), menyebabkan semakin getolnya pencarian-pencarian sistem
multiple access baru yang lebih tanggap dan cepat dalam melayani banyak
pelanggan.
Hingga
saat ini dua teknik pendahulu yang masih digunakan adalah FDMA
(frequency division multiple access) dan TDMA (time division multiple
access). Pengguna teknik FDMA cukup banyak juga. Salah satunya adalah
telepon seluler berbasis AMPS, yang di Indonesia dipakai pada awal
munculnya telepon seluler. AMPS (advanced mobile phone system) adalah
sistem seluler Amerika Serikat pertama (dan analog) yang dikembangkan
oleh AT&T Bell Laboratories pada akhir tahun 1970-an.
Pemakai
teknik TDMA pun juga cukup banyak. Salah satunya adalah telepon seluler
berbasis GSM, yang sekarang lagi marak di Indonesia. GSM yang mulanya
adalah singkatan dari groupe spe’cial mobile diganti menjadi global
system for mobile communication untuk keperluan pemasaran yang lebih
luas. Ia merupakan standar seluler digital generasi kedua yang
dikembangkan oleh Eropa untuk menyatukan sistem selulernya. Bermula
dengan dikenalkan pada pasar Eropa tahun 1991, kini GSM telah menjadi
standar terpopuler di dunia untuk radio seluler baru dan peralatan
komunikasi pribadi. Karena kepopuleran itulah, teknik TDMA ikut
terdongkrak dan seolah “kagak ade matinye”.
Akan
tetapi waktu terus berjalan, dan pesaing-pesaing baru selalu akan
muncul untuk mengganti pemain lama. Salah satunya adalah teknik CDMA
(code division multiple access). Dengan lebih banyak kelebihan (dan
sedikit kekurangan), teknik yang diusung oleh US Narrowband
SpreadSpectrum (IS-95) ini, mulai berkembang dan terus berkembang. GSM
yang tidak tinggal diam, tentu akan berusaha mempertahankan takhtanya.
Kita saksikan saja persaingan yang kian marak ini dan barangkali untuk
beberapa dekade, kita sementara menjadi penonton saja.
FDMA
FDMA
adalah sistem multiple access yang menempatkan seorang pelanggan pada
sebuah kanal berbentuk pita frekuensi (frequency band) komunikasi. Jika
satu pita frekuensi dianggap sebagai satu jalan, maka FDMA merupakan
teknik “satu pelanggan, satu jalan”. Pada saat pelanggan A sedang
menggunakan jalan itu, maka pelanggan lain tidak dapat menggunakan
sebelum pelanggan A selesai.
Jadi,
kalau dalam waktu yang bersamaan ada 100 pelanggan yang ingin
berkomunikasi dengan rekannya, maka sudah tentu diperlukan 100 pita
frekuensi. Kalau setiap pita memerlukan lebar 30 Kilo Hertz (kHz) dan
frekuensi yang digunakan berawal dari 890 Mega Hertz (MHz), maka:
• Pita frekuensi kanal 1 mulai dari 890 MHz hingga 890,030 Mhz
• Pita frekuensi kanal 2 mulai dari 890,030 MHz hingga 890,060 MHz
• Pita frekuensi kanal 3 mulai dari 890,060 MHz hingga 890,090 MHz
• dan seterusnya.
Sedangkan lebar total seluruh pita yang digunakan adalah:
100 x 30.000 Hz = 3.000.000 Hz = 3 MHz.
Artinya, jika frekuensi yang digunakan mempunyai batas bawah 890 MHz, maka batas atasnya adalah 893 MHz.
Akan
tetapi, frekuensi yang tersedia untuk komunikasi bergerak dibatasi oleh
peraturan yang ada karena frekuensi-frekuensi lain pasti digunakan
untuk jatah keperluan yang lain pula. Sementara jatah frekuensi yang ada
pun harus dibagi antarpenyelenggara telepon seluler. Karena itu, untuk
memperbanyak kapasitas dengan jumlah kanal yang terbatas, digunakan
trik-trik tertentu sesuai dengan strategi si penyelenggara.
TDMA
Berbeda
dengan FDMA yang memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai satu
pelanggan, TDMA memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai beberapa
pelanggan. Jadi kanal-kanal komunikasi dirupakan dalam bentuk slot-slot
waktu. Slot waktu adalah berapa lama seorang pelanggan mendapat giliran
untuk memakai pita frekuensi. Satu slot waktu digunakan oleh satu
pelanggan. Slot-slot waktu ini dibingkai dalam satu periode yang disebut
satu frame. Jadi misalkan ada 10 pelanggan yang masing-masing adalah A,
B, C, D, E, F, G, H, I, dan J, maka dalam satu frame terdapat 10 slot
waktu yang merupakan giliran tiap pelanggan untuk menggunakan pita
frekuensi yang sama.
Proses
komunikasi multi-access dilakukan dengan menjalankan frame ini
berulang- ulang sehingga akan muncul urutan giliran pemakaian saluran
seperti: A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-A-B-C-D- E-F-G-H-I-J-A-B-C-dan seterusnya.
Tentu saja harus ada pembatasan jumlah pelanggan yang menggunakan satu
pita frekuensi ini. Jika tidak dibatasi, periode frame akan terlalu
panjang dan akibatnya timbul komunikasi terputus-putus yang mengganggu
pembicaraan.
Karena
sifatnya yang tidak kontinyu (tidak terjadi pemakaian pita frekuensi
terus menerus oleh satu pelanggan dalam satu periode pembicaraan), maka
teknik TDMA hanya dapat mengakomodasi data digital atau modulasi
digital. Sehingga sinyal-sinyal analog yang akan dikirim, harus diubah
menjadi format digital dahulu.
CDMA
Teknik
CDMA adalah temuan yang lebih baru dibandingkan dengan FDMA dan TDMA.
Teknik CDMA berawal pada tahun 1949 ketika Claude Shannon dan Robert
Pierce (yang banyak jasanya untuk kemajuan teknologi telekomunikasi saat
ini) menyampaikan ide dasar CDMA. Teknik ini merupakan temuan yang
brilian karena kanal yang satu dengan lainnya tidak dibedakan dari
frekuensi/FDMA atau waktu/TDMA yang secara awam lebih mudah dipahami,
melainkan dengan perbedaan kode. Jadi pada CDMA, seluruh pelanggan
menggunakan frekuensi yang sama pada waktu yang sama.
Dalam
diagram blok CDMA tampak bahwa data input dari satu pelanggan dikalikan
dengan salah satu dari banyak kode PN (pseudo noise). Jumlah
kemungkinan kode yang dihasilkan oleh generator kode PN identik dengan
jumlah kanal yang disediakan. Jika generator kode PN mampu menghasilkan
100 kode, maka sebanyak itu pula kanal yang diperoleh. Oleh modulator
hasil perkalian antara input data dengan kode PN ditumpangkan pada
sinyal RF (radio frequency) agar dapat dikirim lewat udara.
Di
penerima, demodulator memisahkan sinyal pesan dari sinyal RF yang
ditumpanginya. Sinyal pesan yang mengandung kode ini dicocokkan dengan
kode PN di penerima. Sinyal pesan akan dipisahkan dari kode dan
diteruskan jika kode PN pada sinyal masuk sama dengan kode PN pada
penerima.
CDMA
(juga disebut DSSS/ direct sequence spread spectrum) merupakan salah
satu dari dua jenis teknik murni spread spectrum multiple access (SSMA).
Jenis lainnya dikenal sebagai FHMA (frequency hopping spread spectrum).
Kedua jenis ini tergolong SSMA karena sinyalnya tersebar (spread) pada
spektrum pita frekuensi yang lebar. Pada CDMA, penyebaran sinyal
diperoleh akibat proses perkalian data input (yang mempunyai waktu
perubahan lambat) dengan kode PN (yang mempunyai waktu perubahan cepat).
Walaupun
pita frekuensinya lebar, tegangan sinyal yang dihasilkan sangat kecil,
menyerupai noise (bising) yang selalu menyertai gelombang radio.
Sehingga apabila dimonitor oleh penerima lain, sinyal yang dipancarkan
oleh pengirim berbasis CDMA hanya berupa noise (seolah-olah menunjukkan
ketiadaan sinyal pancar) yang tidak mengganggu sinyal lain. Sifat CDMA
yang lain adalah kemampuannya untuk tahan terhadap jamming (penutupan
oleh sinyal yang lebih kuat) pada pita frekuensi sempit. Hal ini terjadi
karena jamming pada pita frekuensi sempit itu tidak akan mengganggu
sinyal-sinyal CDMA yang tersebar di pita frekuensi lain.
Biar
begitu jika diterapkan pada telepon seluler, CDMA mempunyai masalah
yang disebut near-far problem. Masalah ini terjadi akibat pemakaian pita
frekuensi yang sama pada waktu yang sama. Akibatnya, pelanggan yang
paling dekat dengan base station (BTS) akan mendominasi BTS karena
sinyalnya diterima (oleh BTS) paling besar dibandingkan dengan pelanggan
lain yang jaraknya lebih jauh. Bagi pelayanan yang baik, hal itu tidak
diharapkan. Untuk mengatasinya dipakailah teknik power control. Teknik
ini menyebabkan BTS memerintahkan ponsel pelanggan untuk mengurangi daya
pancar (secara otomatis) ketika sinyalnya diterima paling besar.
Sehingga seluruh pelanggan di areal cakupan BTS akan diterima dengan
besar sinyal yang sama.
CDMA
dapat dikombinasikan dengan teknik lain untuk menjadi teknik hibrid
semacam: FCDMA yang merupakan kombinasi dari FDMA dan CDMA, TCDMA yang
merupakan kombinasi dari TDMA dan CDMA. Juga ada DS-FHMA yang merupakan
kombinasi dari CDMA/DSSS dengan FHMA.
Jadi,
dunia komunikasi bergerak akan terus melejit dan melahirkan teknologi
terbaru. Tidak hanya fitur-fitur ponsel, tetapi juga dukungansaluran
telekomunikasi. Dewasa ini sistem komunikasi sudah menawarkan suatu
kecepatan dan kapasitas, yaitu kecepatan yang tinggi dan kapasitas data
yang besar. Infrastruktur telekomunikasi yang dibangun harus menjanjikan
kompatibilitas yang tinggi dengan suatu sistem komunikasi yang lain.
Disinilah sistem komunikasi digital menjadi idola baru bagi industri
telekomunikasi saat ini. Sistem digital disamping mempunyai
kompatibilitas yang tinggi dalam integrasi dengan sistem lain, juga
adanya kemudahan dalam implementasi secara perangkat keras. Oleh
karenanya sistem komunikasi digital semakin dikembangkan untuk
memperoleh kecepatan yang tinggi dan kapasitas data yang semakin besar.
Sistem komunikasi digital juga memilliki kualitas data yang lebih baik,
karena dapat dilakukan pengecekan kesalahan dalam transmisi datanya.
Lahirnya sistem komunikasi spread spectrum
pada pertengahan tahun 1950 dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan sistem
komunikasi yang dapat mengatasi masalah interferensi, dapat menjamin
kerahasiaan informasi yang dikirim dan dapat beroperasi pada tingkat S/N
(signal to noise ratio) yang rendah atau tahan terhadap derau
yang besar. Dalam sistem komunkasi sekarang ini, dimana penggunaan
frekuensi sudah cukup padat sehingga interferensi dan noise dari
transceiver lain cukup besar. Dalam komunikasi radio kita juga sering
mendengar adanya penyadapan pembicaraan pada handphone oleh pesawat
radio lain. Namun dengan sistem spread spektrum ketakutan yang dialami
pada sistem komunikasi diatas akan dapat di atasi karena data yang
ditransmit pada sistem spread spektrum adalah data acak yang dikenal
sebagai noise. Jadi jika penerima tidak mengetahui code yang digunakan
untuk melebarkan data maka penerima hanya akan menerima sinyal noise
saja. Istilah spread spectrum digunakan karena pada sistem ini sinyal
yang ditransmisikan memiliki bandwidth yang jauh lebih lebar dari
bandwidth sinyal informasi (mencapai ribuan kali). Proses penebaran
bandwidth sinyal informasi ini disebut spreading.
Kelebihan lain yang dimiliki sistem spread spektrum adalah sistem ini dapat digunakan untuk multiple acces secara CDMA (Code Division Multiple Acces).
Sistem CDMA yaitu suatu sistem multiple akses yang dapat dilakukan pada
frekuensi dan waktu yang sama, caranya dengan menggunakan kode yang
berbeda. Jika dibanding sistem multiple akses yang lain seperti FDMA (Frekuency Division Multiple Acces) dan TDMA (Time Division Multiple Acces),
maka CDMA merupakan sistem yang sedang di minati oleh perusahaan
komunikasi, karena dapat digunakan pada frekuensi yang sama secara
bersamaan.
Di
Indonesia belum banyak yang mengunakan sistem CDMA untuk infrastruktur
telekomunikasinya. Perusahaan telepon seluler sebagian besar menggunakan
sistem TDMA yaitu untuk telepon seluler GSM. Sedangkan perusahaan
telepon seluler yang sudah menggunakan sistem CDMA adalah Komselindo.
Sistem yang sekarang sudah digunakan adalah narrow-band CDMA dan
rencananya Komselindo akan membuat infrastruktur untuk wide-band CDMA.
Spread sprectrum sendiri belum banyak digunakan , dalam bidang jaringan komputer kita sudah mengenal Wave LAN. Wave LAN ini menggunakan spread spectrum
untuk mentransmisikan datanya. Sistem ini dibuat dalam bentuk card.
Wave LAN sendiri mempunyai kecepatan yang cukup tinggi untuk teknologi
radio pada frekuensi rendah, yaitu 1,5 Mbps. Dengan kecepatan sebesar
itu Wave LAN sudah setara dengan komunikasi T1 pada VSAT yang sering
digunakan untuk komunikasi-komunikasi di indonesia. Kecepatan ini juga
jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan modem radio yang paling cepat
yang pernah yang umum digunakan untuk komunikasi radio paket, yaitu
hanya 64 Kbps, inipun harus menggunakan transceiver yang mempunyai
bandwith yang lebar. Namun alat ini masih cukup mahal untuk pasaran di
indonesia, satu card harnganya sekitar $ 5.000 USA.
Dalam
teknik spread spektrum sendiri di kenal beberapa cara modulasi yang
digunakan untuk melebarkan dan mangacak datanya. Teknik spreading yang
terkenal dan banyak dipilih para produsen dalam desain produk adalah
Direct Sequence Spread Spektrum (DSSS). Sistem ini dipilih karena adanya
kemudahan dalam mengacak data yang akan dispreading. Dalam DSSS
spreading hanya menggunakan sebuah generator noise yang periodik yang di
sebut Pseudo Noise Generator.
Sebuah sistem spread-spectrum harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
-
Sinyal yang dikirimkan menduduki bandwidth yang jauh lebih lebar daripada bandwidth minimum yang diperlukan untuk mengirimkan sinyal informasi
-
Pada pengirim terjadi proses spreading yang menebarkan sinyal informasi dengan bantuan sinyal kode yang bersifat independen terhadap informasi
-
Pada penerima terjadi proses despreading
yang melibatkan korelasi antara sinyal yang diterima dan replika sinyal
kode yang dibangkitkan sendiri oleh suatu generator lokal.
Kode yang digunakan pada sistem spread spectrum memiliki sifat acak tetapi periodik sehingga disebut sinyal acak semu (pseudo random). Kode tersebut bersifat sebagai noise tapi deterministik sehingga disebut juga noise semu (pseudo noise). Pembangkit sinyal kode ini disebut Pseudo Rando Generator (PRG) atau pseudo noise generator
(PNG). PRG inilah yang akan melebarkan dan sekaligus mengacak sinyal
data yang akan dikirimkan. Dalam komunikasi spread spectrum semakin
lebar bandwidth akan semakin tahan terhadap jamming dan akan semakin
terjamin tingkat kerahasiaannya. Disamping itu akan semakin banyak kanal
yang bisa dipakai. Seperti yang di terangkan oleh Shanon , salah
seorang ahli statistik telekomunikasi, dalam ilmu komunikasi dinyatakan
bahwa kapasitas kanal akan sebanding dengan bandwidth transmisi dan
logaritmik dari S/N-nya. Jadi agar sistem komunikasi dapat bekerja
dengan kapasitas kanal yang tetap pada level daya noise yang tinggi (S/N
yang rendah), dapat dilakukan dengan jalan memperbesar bandwidth
transmisi W. Disamping itu Shannon juga mengemukakan bahwa sebuah kanal
dapat mentransmisikan informasi dengan probabilitas salah yang kecil
apabila terhadap infromasi tersebut dilakukan pengkodean yang tepat dan
rate infromasi yang tidak melebihi kapasitas kanal meskipun kanal
tersebut memuat derau acak.
Sistem
komunikasi spread spectrum sebagai salah satu sistem komunikasi
digital, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sistem komunikasi
analog yaitu:
-
Lebih kebal terhadap jamming
-
Mampu menekan interferensi
-
Dapat dioperasikan pada level daya yang rendah
-
Kemampuan multiple access secara CDMA (Code Division Multiple Access)
-
Kerahasiaan lebih terjamin
-
Ranging
Dalam teknik spread spectrum sendiri ada beberapa macam cara yang digunakan, yaitu Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), Frequency Hopping Spread Spectrum (FSSS), Time Hopping Spread Spectrum (TSSS) dan Chirp atau Hybrid Spread Spectrum.
Pada tiap-tiap metode mempunyai keunggulan sendiri-sendiri, namun
secara umum DSSS mempunyai unjuk kerja terbaik untuk gangguan noise dan
anti jamming, serta paling susah untuk dideteksi. Namun ada kekurangan
pada DSSS ini, yang sering menjadi kendala dalam implementasinya, yaitu
pada proses sinkronisasi sinyal yang diterima dengan sinyal dari
generator noise lokal pada penerima.
Hy teman-teman, kali ini saya ingin bercerita tentang KPI Drive Test 2G
and 3G, saya masih pemula kalau ada yang salah mohon diberikan masukan
kembali yakk..semoga ini berguna buat teman-teman...:)
KPI Drive Test..
2G
1. RxLev (Receive Level Sinyal)
2. RxQual (Receive Quality Sinyal)
3.C/I and C/A (Cell Id)
4. SQI (Speech Quality Index)
5.QoS (Quality Of Service)
6.HSO (HandOver)
7.BCCH(Broadcast Chanel )
8.CSSR (Call Setup Succes Ratio )
9. CDR (Call Drop Ratio)
10. SCR (Succes Call Ratio)
3G
1. SAN RSCP Ec/Eo
2. SQI (Speech Quality Index)
3. QoS (Quality Of Service)
4. HSO (HandOver)
5. BCCH(Broadcast Chanel )
6. CSSR (Call Setup Succes Ratio )
7. CDR (Call Drop Ratio)
8. SCR (Succes Call Ratio)
ini hanya beberapa parameter KPI DT yang umum, sebenarnya masih banya lagi..
Berikut tampilan parameter DT Pada Tems :
Untuk saat ini bahasannya sampai disini dulu yaa teman, besok-besok kita bahas topik DT selanjutnyaa...
wokeehhh !!....Selamat membaca, semoga berguna buat teman-teman
semuanya..kalau ada masukan atau mau bertanya silahkan coment ya sob..
Thanx,
:)
setelah semedi beberapa jam, saya kepikiran untuk melanjutkan pelajaran
DT ini, masih bersingungan dengan DT, semoga membantu teman-teman dalam
memahami parameter DT, okaaayyy....mari belajar...
Drive Test dalam dunia telekomunikasi
adalah suatu istilah yang digunakan karena dalam pekerjaannya kita
berada dalam
mobil yg diam lalu berjalan dan diam lagi sesuai dengan kebutuhan
pengkuran
tertentu. Perjalanan pun dilengkapi dengan peta digital, GPS, handset
dan
software Drive Test semacam Nemo (Nokia) atau TEMS (Ericsson), DT juga
dilakukan untuk mengetahui keadaan atw kondisi suatu jaringan operator
telekomunikasi, sehingga bisa diketahui apakah kondisi tsb memerlukan
perbaikan atau tidak. Nah software yg digunakan dalam DT adalah TEMS
dari Ericsson, ada jg NEMO dari Nokia,dll tapi saat ini yg paling umum
digunakan adalah TEMS dengan versi”nya hingga versi 8.0.4
Parameter yg harus diketahui utk para
drive tester 2G / GSM pemula adalah sebagai berikut :
1. BCCH
: Broadcast Control Channel =
frekuensi yg digunakan dlm GSM untuk downlink BTS ke MS (berkisar 890MHz-915MHz
utk yg GSM 900)
2. ARFCN : Absolute Radio Frequency Channel
= sebutan kanal yg digunakan untuk mewakili brapa nilai dari frekuensi. Jd
misalnya disebut ARFCN BCCHnya 18 , nah artinya nti 18 itu dikonversi menjadi
nilai MHz td.
3. CGI terdiri atas :
a.MCC / Mobile
Country Code, klo Indonesia
pakenya 510
b.MNC /Mobile Network Code, nilainya tergantung operator
c.LAC : Local Area Code,
setiap area atw daerah punya kode yg ditentukan operator
d.CI : Cell Id, parameter
ini yg hrs diperhatikan agar tidak salah site ketika ingin melakukan drive test
karena setiap cell punya kode ID masing”.
4. BSIC : Base Station Identity Code,
Membedakan antar BTS terutama BTS-BTS yg mempunyai BCCH ARFCN yg sama (dalam
reuse freq)
5. RxLev : Tingkat kuat level sinyal penerima
di MS (rentang dalam minus dB),makin kecil mkin lemah
6. RxQual : Tingkat kualitas sinyal penerima di
MS (rentangnya skala 0-7),makin besar makin jelek
7. SQI (Speech Quality Indicator) : Indikator
kualitas suara dalam keadaan dedicated atau menelpon dengan rentang -20 s.d 30
, makin besar makin baik
8. TA(Timing Advance) : jarak antar MS dengan BTS
(rentang dari 0-8), makin besar nilainya makin jauh
9. Speech Codec : adalah indikator speech codec yang
dialami oleh MS. Terdiri dari EFR (Enhanced Full Rate), HR (Half Rate), FR
(Full Rate) maupun Adaptive Multi Rate (AMR-FR & AMR-HR).
Kalau sudah tahu parameter”di atas berarti sudah 90% paham menjadi drive
tester, sisanya adalah belajar praktek bagaimana cara mengkoneksikan
dari MS handset ke Laptop/Tablet, dan juga GPS ke laptop/tablet. Oh iya
juga memahami sektorisasi juga tidak kalah penting untuk mengetahui
apakah site melayani sektor yg tepat (di outdoor). Caranya mudah saja,
kita tinggal pakai kompas dan mengetahui arah utaranya kemana. Antena yg
mengarah mendekati arah utara di atas 0 derajat itulah merupakan antena
sektor 1 (normally yah). Lalu tinggal kita lihat dr CI-nya karena
disana menunjukkan sedang melayani sektor brpkah saat itu.
Contoh : di CI tertera nilai 60201 , berarti saat itu yg sedang serving
adalah antena sektor 1 (lihat nilai paling akhir dr CI, jika 60202
berarti sektor 2, jika 60203 maka sektor 3. Dan jika 60204 maka sektor
1, 60205 sektor 2, dst) . Perhatikan juga contoh yg saya berikan
tersebut adalah untuk antena directional 3 sektor.
Window pada TEMS dapat diatur sedemikian rupa tergantung anda yg
membutuhkan dan memudahkan anda saat melakukan DT, namun window yg biasa
ditampilkan adalah GSM Current Channel, GSM Serving+Neighbor(MS1), GSM
Radio Parameter, dan tentu saja Map/peta yg akan kita DT beserta data
Site/BTSnya. Juga pastikan GPS dan MS sudah terkoneksi dengan baik dan
benar. Sering melakukan dan memahami lebih banyak parameter membuat anda
smakin mahir.
Parameter Deteksi Kualitas Jaringan :
Call Setup Success Rate (CSSR), merupakan standarisasi prosentase
tingkat keberhasilan panggilan oleh kesediaan kanal suara yang sudah
dialokasikan untuk mengetahui kesuksesan panggilan tersebut, maka
ditandai dengan tone saat terkoneksi dengan ponsel lawan bicara.
Standard penilaian akan terketahui jika angka menuju > 95% maka
berpredikat Excelent, 90 – 95% Good, 80-90% fair, dan jika 10 detik maka
tergolong Poor.
Call Completion Success Rate (CCSR), merupakan standard pengukuran
kesuksesan berkomunikasi tanpa adanya drop call. Sistem perhitungannya
jika angka mencapai > 98% tergolong excellent, antara 93-98% dianggap
good, jika 88-93% sedangkan pada angka <88% poor.
Mean Opinion Score (MOS), merupakan ukuran penentu kejernihan suara
dalam suatu komunikasi skala 0-5, jika < 1 maka dianggap poor, 1-2
Fair, 2-3 good, dan 3-5 tergolong excellent.
Reception Level (RxL) merupakan standard pengukur kekuatan signal
jaringan 2G, sedangkan untuk 3G adalah Received Signal Code Power
(RSCP). Parameter skala RXL antara -47 dBm hingga 110 dBm (bila menunjuk
angka lebih besar dari -85 dBm excellent, -92 hingga -85 good, -105
hingga -92 Fair dan <-105 poor)
Rx Qual merupakan standard kualitas suara pada saat melakukan panggilan
pada jaringan 2G,sedangkan untuk 3G adalah Energy chip per Noise
(Ec/No).parameter skala Rx Qual 0-8,semakin besar nilainya maka semakin
buruk kualitasnya.
Handover adalah suatu cara dimana memungkinkan user pindah pelayanan
dari suatu sektor ke sektor lain baik dalam satu BTS maupun antar BTS
tanpa adanya pemutusan hubungan dan terjadi pemindahan frekuensi/kanal
secara otomatis yang dilakukan oleh sistem. Tujuan dari handover adalah
untuk menjaga kualitas panggilan, menjaga hubungan antara MS dan BTS
dalam proses perpindahan layanan, melakukan pergantian kanal jika
terjadi gangguan interferensi yang besar, dan untuk memperjelas batas
antar daerah pelayanan MS. Proses handover dipengaruhi oleh faktor level
daya sinyal terima (RxLevel), kualitas sinyal terima (RxQual), power
budget sel tetangga dan jarak antara MS dan BTS (Timing Advanced) yang
masing-masing mempunyai nilai ambang batas sehingga ketika nilai ambang
batas tersebut sudah dilewati handover harus dilakukan untuk menjaga
suatu panggilan agar tidak terputus. Proses handover tidak selalu
berjalan lancar, walaupun nilai ambang batas sudah dilewati namun tetap
tidak mau melakukan handover. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor
sehingga menyebabkan kegagalan handover (failure). Kegagalan handover
belum tentu menyebabkan suatu panggilan terputus, bisa juga
mengakibatkan kualitas suara yang diterima menjadi jelek. Panggilan
terputus merupakan akibat yang paling buruk jika handover tidak dapat
dilakukan.
Sekian dulu yak teman-teman....